Sang Penjaga Bumi
Perempuan adalah rahim semesta. Dari tubuhnya, kehidupan bermula; dari jiwanya, dunia menemukan keseimbangan. Ia adalah air yang lembut namun mampu membelah batu. Angin yang tenang namun bisa menerbangkan debu Bumi yang diam namun memberi kehidupan. Sejarah dan mitologi telah lama memahami esensi perempuan. Dalam banyak kebudayaan, perempuan dikaitkan dengan alam—Dewi Sri dalam kepercayaan Jawa yang menjaga kesuburan, Gaia dalam mitologi Yunani yang menjadi ibu dari segala makhluk, atau Tara dalam Buddhisme yang melambangkan welas asih dan kebijaksanaan. Perempuan adalah arketipe dualitas: kelembutan yang kokoh, ketenangan yang bergelora. Namun, dunia sering kali melihat perempuan dalam bingkai yang sempit. Ia didefinisikan oleh perannya, bukan oleh jiwanya. Diikat oleh norma, bukan oleh kebebasan yang melekat dalam dirinya. Padahal, perempuan bukan hanya tentang peran yang diberikan kepadanya—ia adalah keberadaan itu sendiri, kehadiran yang men...