Pagi Ini Senyumnya Membunuh Malas
O, kasih
Dengan mengukus roti
sisa semalam dan yang ada
hanya serbuk kopi dan harapan.
Bersama, senyum ibu yang sedang mencoba membenarkan kerudung didepan lemari yang tak ada cerminnya.
lekas membekas kerutan pada
Wajahnya,
Senyumnya.
Wajah tersenyum.
Oleh waktu untuk usia yang semakin menua.
Ia seorang ibu yang rela bertelanjang wajahnya, atau mencuci baju tetangga dari waktu ke waktu. Membahas seputar nasi dan nasi, lalu beras serta padi.
Ouhh sudah makan apa hari ini? roti aoka campur promag bekal untuk sehari-hari!
Setiap hari adalah mengelap keringat atau rindu, coba ku timbang diantara rasa
bimbang semalam. Sembunyikan cahaya, dengan luka-luka yang tak pernah sembuh.
Atau semangkuk rindu yang tak pernah kau makan dengan nasi basi, berputar diupuk kepalaku. habis dimakan kutu.
O, kasih
Akan ku kenalkan kau pada,
Senyumnya,
Kerutan di wajahnya.
Atau lemari yang tak ada kacanya.
lalu sampailah kita di ujung penderitaan, bekas bekas bahagia seorang ibu sebelum melahirkan aku.
Jauh sebelum terbungkus oleh rasa tanggungjawab seorang ibu. Kita bisa melihat tawanya, tak ada jejak keriput diwajahnya,
lalu beberapa lemari lengkap dengan
cermin dan pintunya, utuh tak mengenal
luka dan sembuh.
Yang aku tahu mengapa mesti ada tangis dari senyumnya,
mengapa mesti
mengapa mesti ada.
23, Juli, 2024
Oleh :
Leluka jemariku
Komentar
Posting Komentar